Sunday, September 4, 2011

[honda-tiger] Tinggi Gunung Seribu Janji : Si Manis dan Jembatan Setan Gundul ( 2 )

hali halo,

seri kedua :-) tak banyak tentang motornya, hanya kisah sebuah jembatan di
salah satu jalur yang saya lalui


foto ada di


http://www.facebook.com/note.php?created&&note_id=10150268841302060

JANGAN pernah bersekutu dengan setan. *Audzubillahimminas syaitoni rozim*,
begitu dalam bahasa guru agama saya di kampung dulu. Tapi tidak demikian
dengan penduduk Goeschennen. Karena kepepet, setengah putus asa, penghuni
kampung yang dijepit cadas Alpen itu menerima tawaran iblis. „Asal cerdik,
tak apa," kata si empunya gunjing.

Persekutuan dengan iblis itu dilakukan lantaran impian ingin memiliki sebuah
jembatan. Harap maklum, di pinggir desa ini, tepatnya di jurang
Schoellennen, ruas jalan yang menghubungkan desa ini dengan Andermatt, desa
tetangga, hanya bisa dilalui dengan jalan setapak. Itu pun sangat berbahaya.
Meleng sekejap, jurang mengangah siap menelannya. Tak sekadar jatuh, namun
langsung digulung arus deras Sungai Reuss. „Sejak lama kami mencoba
membangun jembatan disitu, tapi selalu gagal," kisah hikayat setempat.

Pemangku desa kecil akhirnya mendapatkan bisikan : iblis penunggu jurang
Schoellenen, bersedia membangun jembatan. „Asal manusia pertama yang
melewatinya, harus bersedia jadi tumbal," begitu wangsit di abad pertengahan
itu. Kontrak pun di teken. Dalam tiga hari, terbentanglah jembatan batu yang
menghubungkan dua sisih tebing jurang Schoellenen. Namun penduduk desa
bukannya mengirim manusia sebagai tumbal. Sebagai gantinya, ditepuklah
pantat kambing gunung agar menyeberangi jembatan tersebut. Si iblis murka.
Sebongkah batu sebesar rumah pun siap dilemparkan untuk menghancurkan ke
jembatan tersebut.

Tiba – tiba muncul perawan desa, menorehkan salib di atas batu yang akan
dilemparkan iblis. Bisa di tebak, kisah akal – akalan ini dimenangkan
penduduk Goeschenen. Batu sebesar rumah itu bukannya jatuh dan merusakkan
jembatan, namun terlempar agak jauh dari sisih jembatan.

Jembatan itu masih ada, meski sudah beberapa kali ganti konstruksinya.
Iblisnya pun tetap menunggui jurang Schöllenen, berkulit merah, bertanduk
dua, dan memegang tongkat saktinya. Hanya saja, si iblis kini cuma sebuah
lukisan yang menempel di dinding tebing Scoellenen. Henrich Daniot,
pelukisnya, menyelesaikannya di tahun 1950. Lukisan ini dirusak tangan
jahil, disiram cat biru di tahun 2008, namun diperbaiki kembali setahun
berikutnya.

Batu sebesar rumah juga masih bisa disaksikan dengan jelas, meski sekarang
bergeser 127 meter dari tempat asalnya. Pemerintah Swiss, pada tahun 1977,
terpaksa memindah batu seberat 220 ton itu, agar pembangunan terowongan
Gotthard, terowongan terpanjang di Swiss, bisa dimulai. Konon, kelancangan
pemerintah Swiss ini menimbulkan tumbal baru. Pembangunan terowongan
Gotthard, memakan tumbal lebih banyak, 171 nyawa melayang.

Iblis penunggu jembatan Schoellenen itu bisa dilihat dari banyak tempat.
Kereta jurusan Zurich – Milan, atau sebaliknya, begitu mulai masuk provinsi
Uri, siap – siaplah memasang mata untuk menyaksikan sahibul hikayat ala
Swiss ini. Mobil pribadi juga bisa parkir tak jauh dari lokasi ini. Tapi
paling ideal ya naik motor, seperti yang saya lakukan kali ini. Jembatan
itu, karena kisah awu awu ala gunjing kampung Goeschennen, kini disebut
Teufelbrucke, Jembatan Iblis.

Sejatinya, tak ada sama sekali kisah iblis merah dalam pembangunan
konstruksi jembatan. Sejarah mencatat, penduduk kampung ini sudah
membangunnya, meski sederhana, sejak abad 13. Mulanya hanya dari kayu, namun
mulai berganti batu, dan juga posisi. Tentara Napoleon pernah
menghancurkannya ketika melawan serdadu Rusia dibawah komando jenderal
Sumorov.

Kini, jembatan iblis itu sudah tiga kali mengalami perombakan besar.
Pesatnya lalu lintas dari Swiss menuju Italia, memaksa pemerintah Swiss
melebarkan ruas jalan, dari satu jalur menjadi dua jalur, beraspal hotmix
mulus, memanjakan rider seluruh dunia.

Usai memelototi setan gundul berkulit merah itu, perlahan saya mengarahkan
Honda VTR 250 ini ke arah selatan, ke Desa Andermatt. Masih 20 kilometer
lagi, kami akan sampai di puncak Passo San Gotthardo. Di sana, sebuah bangku
kayu di pinggir danau kecil yang selalu berselimut kabut, sudah menunggu.


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

-------------------------------------------------------
HONDA-TIGER MAILING LIST, Where Brotherhood Has No Limit
-------------------------------------------------------Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/honda-tiger/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/honda-tiger/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
honda-tiger-digest@yahoogroups.com
honda-tiger-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
honda-tiger-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/