Sunday, May 1, 2011

[honda-tiger] [INFO] HTML Sawarna Ride And Hunt

HTML Wild Nomaden Chapter Adventure, Advance Motografer Group Riding


ACCIDENT

Motor-motor itu rusak, bermasalah. Tak Cuma satu. Enam motor sekaligus.
Waktu dan tempatnya berbeda, tetapi eventnya sama. Sawarna Ride and Hunt.

Rute yang tak terbayangkan. Aspalnya mulus, tikungannya tajam, berliku liku.
Naik, turun, kiri, kanan, jurang, tebing. Segerombolan Honda Tiger rider
asyik masyuk berjibaku dengan segala rupa tehnik cornering. Counter
steering, body steering, racing line, dan segala teknis menikung yang
dikuasai. Satu, dua, tiga, empat motor menyalip di tikungan. Sukses.

Tapi tidak buat Syamsul. Brakkkk!!! Sreettttt…. Hamparan kerikil dan pasir
membuat Honda Tiger hitam silver itu tergelincir. Jatuh, saat tidak sukses
menyalip di tikungan. Debu campur pasir mengepul tipis. Memaksa Toyota
Avanza hitam mengerem mendadak. Nyaris melindas sang rider yang jatuh
melintang tepat di depannya. Lagi, safety body protection menyelamatkan
Syamsul dari cidera serius. Celana gunungnya bolong. Pun sarung tangannya.
Dengkulnya selamat berkat knee protector. Tapak tangannya tidak terluka
karena safety glove. Anggota tubuh sisanya baik baik saja.

Sekitar satu jam berselang. Gabrukk…. Honda Tiger Merah tahun 2003
kesayangan Satryo Widiarto dipaksa rebah oleh gravitasi bumi. Menindih Teuku
Heldy Arifin si rider sampai tidak mampu bergerak. Sepele, si rider
kehilangan gravitasi karena sepasang sarung tangan milik Dian Farid.

Lebih dua jam kemudian. Gosssrakkk… motor itu rubuh. Roda depannya slip
keluar jalan beraspal saat menikung tajam ke kanan. Ridernya jatuh tertimpa
motor. Dengkul kanannya memar dan terluka gores. Beruntung, celana
touringnya mampu melindungi dari dampak yang lebih parah.

Putre, 2nd victim. "Tempat si Putre jatoh emang serem tikungannya," ujar
Rizal Biruni. "Gw tadi juga deg-degan pas lewat situ, nikung tajem ke kanan,
turunan patah. Sebelah kirinya jurang, untung masih dapet nikung."

Then, Tiga jam kemudian. Party chat gtalk di layar android HTC Desire
menerima pesan baru. "Gopur accident, stangnya patah, lagi ngelas di
pelabuhan ratu". ujar Rizal Biruni. Lanjutannya, si pendekar turing itu
mengendarai motornya 5 – 6 km tanpa stang kiri. Entah gimana Gopur mengganti
perseneling dan menekan tuas kopling. Sampai kemudian menemukan tukang las
yang memperbaiki stangnya. What a ride!

That's the story. Syamsul with his accident record. Putre yang nyaris masuk
jurang. Gopur si setang patah. Jakarta, Bogor, Batu Tulis, Cigombong, Raya
Sukabumi, Cikidang, Pelabuhan Ratu, Cisolok, Sawarna. Sedikit diganggu rem
bocorn-nya Pringgo dan Komstri oblaknya Dina. Event itu hari Sabtu, 19 Maret
2011. Pulang, Minggu, 20 Maret 2011.


RIDING PASSION

"Wuih… enak banget itu jalanan ya, tikungannya asyik, sepi, dapet lagi feel
nikung gw," Edwin Tutkey sumringah. Tak terbayang aksi apa yang dilakukan
Fajar IS, si Voorijder kloter itu sehingga bisa memaksa Edwin Tutkey recall
skill touringnya. Warung padang tempat kami makan sore itu jadi ramai dengan
celoteh tentang cornering. Dejavu.

"Wah, akhirnya gw bisa riding lagi, setelah empat tahun….!!! Ga kebayang!"
ujar Rizal Biruni. Mulai sebelum berangkat dan sepanjang jalan. Entah berapa
kali kata kata itu diulangnya. Ga' peduli ke orang yang sama atau orang yang
beda.

The passion was amazing, extra ordinary amazing. Citra Setyanto si anak
sirkuit jauh jauh hari merapihkan motornya. Boyke Sutendi, bahkan mengimpor
Honda Tiger Revo dari Bandung, pasang Givi baru dan beli perlengkapan
touring. Teuku Heldy Arifin? What the hell was he doing? Bela belain pinjem
motor Satryo Widiarto untuk ikutan touring.

The road was amazing. Cikidang, like always, worth for cornering. Jarak
tempuh touring juga menyenangkan.Jakarta – Swarna, ga' terlalu jauh, ga'
terlalu deket sekitar 240 km one way. Tapi seluruh track tersedia.
Pemandangan luar biasa. Teman seperjalanannya juga asyik. Skill, attitude,
preparation and obedience, all was excellent. "Inget umur, anak dan istri di
rumah, kita udah ga' muda lagi woy…!!! Berkali kali Boyke melantunkan ucapan
itu saat beristirahat. Efek dari beberapa peserta riding yang memang sengaja
or pura pura lupa diri.

Entah kenapa para petouring lapuk ini sangat bersemangat. Lima belas motor
HTML turun ke jalan. Sebagian besarnya sih udah ga' pake stiker HTML (jadi
cuman ngaku ngaku). Ga' banyak memang, namun melihat profilnya jadi menarik.
Boyke Sutendi, Putre J. S., Rizal Biruni, Andi Jaya, Citra Setyanto, Syamsul
Maarif, Edwin Tutkey, Riza Boris, Dian Farid, Pringgondani Kusdono, Fajar
IS., Andisyah, Teuku Heldy Arifin, Bagus Sugiharto and Abdul Gafur.

Sebagian besar peserta hampir ga' pernah touring sekurang kurangnya dua
tahunan. Bahkan sampai empat, lima tahun. Sebagian bahkan hampir tidak
pernah mengendarai motor sebagai kendaraan harian. Ga sedikit peserta diatas
bela belain latihan riding seminggu sebelum event. Ternyata event ini agak
serius.

Beruntung event ini berbarengan dengan HTML Road Race, sehingga para maniak
riding terkarantina di sirkuit kemayoran. Jika mereka ikutan bisa jadi
korbannya bertambah.


MOBILER

Those who afraid to touch the road, were prefer to drive. Luxury Van Hyundai
Trajet itu menggerung keras. Asap putih mengebul entah darimana. Curam nian
tanjakan itu.Rute Pelabuhan Ratu – Cisolok memaksa Hyundai Trajet itu
bekerja keras. Satryo Widiarto menepikan kendaraannya di lereng bukit yang
terjal.Budi Tuob, Wisnu Adilaksana dan Yosafat Adrian sang penumpang
bergegas keluar. "Slip kopling Pak," ujar Wisnu. "Berhenti dulu, tunggu
dingin."

Another mobiler, Bambang Tri memacu Kijang Innovanya, bersenandung kecil
ditemani Richard Barimbing. Mungkin karena hanya mengangkut satu penumpang
dengan bobot normal, jadi tidak ada kendala.Sementara Nissan Grand Livina
hitam juga melaju nyaris tanpa kendala. Ady Permadi berkendara bersuka
riabersama istri dan dua anaknya.

Selisih waktu hampir 4 jam perjalanan. Riding memang lebih cepat dan
menyenangkan. Note: dalam kasus ke Sawarna. Namun demikian, mobiler sangat
membantu. Seluruh perlengkapan terangkut dengan aman. Membuat riding menjadi
lebih nyaman.


PREPARATION

Butuh lebih dari seratus thread dan ribuan reply untuk membuat event ini
terlaksana. Semuanya hanya di mailing list. Tidak ada meeting dan pertemuan
tatap muka. Mungkin, This is the power of Mailing List community based.
Seluruh teknis dikordinasikan dengan bahasa, tertulis, via email, chatting
dan mailing list. Runut, sistematis, urut dan terorganisir.Dari memilih
touring destination, accommodation, route, meeting point, meals, sampai
teman tidur.Agak banyak lebih maju dari model touring HTML empat tahun lalu.
Paling tidak, ada pembelajaran dan pemanfaatan atas perkembangan teknologi.

Seluruh data member, vehicle number, emergency contact, insurance tercatat
rapi di google docs. Masing-masing member bisa mengakses dan mengisi datanya
dengan mudah. Bahkan mendownload, print dan menyimpannya jika sewaktu waktu
dibutuhkan dalam perjalanan. Juga dapat diakses langsung secara online
tatkala terjadi situasi darurat. Sungguh memudahkan dan membantu PIC.

Penetapan rute menggunakan fasilitas google maps. Dari menentukan rute,
meeting point dan posisi masing-masing. We call it an advance group riding.
Riding tidak lagi harus bergerombol, beriringan, memaksa dan mengejar
peserta didepannya agar tidak ketinggalan karena takut kesasar. Seluruh rute
telah di mapping di google map. Untuk yang memiliki device GPS, kordinate
dan rutenya sudah disesuaikan. Masing-masing peserta dapat memantau dan
dipantau melalui Google Latitude. Nice ride, huh?!

Walaupun seluruh peserta dari Jakarta, meeting point touring ini di Mc. D
Padjadjaran, Bogor. Tepat jam 7, jeda sarapan dan berangkat. Late comers,
tinggal. Meeting point and rest area selanjutnya diatur per dua jam riding.
Bogor, Pelabuhan Ratu, Sawarna. Yang tiba duluan tinggal liat monitor HP-nya
untuk memantau keberadaan peserta lainnya. Cool!


SAWARNA VILLAGE

Sawarna!!! Sekelas Edwin Tutkey yang sudah melanglang buana keliling
Indonesia, bahkan Asia mengatakan tidak akan bosan datang ke desa ini.

Desa ini terletak di seberang sungai Sawarna. Dihubungkan dengan jembatan
gantung kayu sepanjang 50 meteran dan lebar 2 meteran. Jika diinjak berayun
ayun. Jalan utamanya hanya gang kecil yang cukup dilewati dua sepeda motor
berpapasan. Sepanjang desa berdiri rumah penduduk.Hampir sebagian besar
dijadikan guest house dan hotel. Masih desa. Disekeliling desa terhampar
sawang dan ladang. Pohon kelapa menjulang berdampingan.Bapak dan Ibu Tani
sibuk dengan rutinitasnya. Bau tanah, asap jerami dan rumput terbabat khas
desa menguar. What a lovely hidden Indonesian paradise.

Desa itu kecil. Penduduknya sekitar 6000-an orang. Di Banten Selatan,
berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Salah satu tujuan favorit para
surfer. Banyak bule berkunjung, as backpacker untuk berlibur. Ombak dan
pantainya indah membentang. Pasirnya putih dan halus. Pantainya landai dan
menyenangkan. Air lautnya jernih dan menyegarkan. Garis pantainya panjang.

Group kami menginap di Milang Resort dan dua pondokan lainnya. Guest House
sederhana dengan model rumah panggung berdinding bilik. Jauh dari standard
hotel bintang lima. Rumah rumah tersebut bergaya panggung. Efektif untuk
meredam guncangan gempa. Juga aman dari gangguan binatang liar. Masing
masing kamar dilengkapi kasur busa nyaman tanpa dipan. Berjejer jejer, cukup
untuk tiga, empat orang. Masing masing kamar dilengkapi satu kamar mandi,
bersih. Sejam dua jam malam itu mati lampu. Gema genset bersahut-sahutan.
Membantu listrik menyala sekuat tenaga. Kadang redup kadang terang.

Malam itu sebagian rombongan tidur lebih awal. Kekenyangan. Sajian barberque
dinner ala Bang Yos memuaskan seluruh peserta.Cumi, udang, ikan bakar dengan
bumbu khas, plus kambing guling muda. What a life!


HUNTING


Hunting?! Yup. Gerombolan motografer yang sebagian nyamar jadi mobiler
tersebut diatas melakukan trip ini dengan tujuan utama HUNTING. Hunting
photo tentunya, bukan rusa apalagi babi hutan.

Sabtu sore itu seluruh motografer sibuk dengan kameranya hunting sunset di
Ciantir beach dan Tanjung Layar.

"Woy bangun woy!!!" Edwin dengan semangat membangunkan para motografer dari
tidur tidur ayam menjelang subuh. Tidak lama tiga pondokan mulai riuh.
"Perlu bawa tripod ga' ya?! Eh, gw ga' bawa senter nih! Kita mau kemana
sih?! Gw sholat dulu ya bentar! Mules woy, tungguin yak"

Diluar gelap. Bulan purnama yang katanya Supermoon bersinar terang. Padi
kering dan pematang sawah serta bayang gelap pepohonan di perbukitan
terlihat jelas diterangi sinar rembulan. Jerit serangga malam terdengar satu
dua. Dikawal tiga local guide dan sepasang anjing kampung, rombongan
motografer memulai misi pagi itu.Hunting sunrise di Lagun Pari beach.

Edwin the explorer dari awal sudah wanti-wanti untuk memakai sandal gunung
dan membawa senter. Apadaya peserta bandel. Tunggu saja akibatnya.Rombongan
bergerak.Sinar senter bergerak gerak liar. Memantul di jalan setapak basah
dan rumput liar di sisi kiri kanannya. Sesekali menyinari semak belukar dan
gerombol pepohonan, mengusir bayangan gelap malam. Kadang menimbulkan
imajinasi menyeramkan.

Treknya tidak rumit rumit amat untuk yang biasa trekking.Awalnya jalan desa
lebar bertanah padat dan berpasir. Lama lama menyempit, mulai licin dengan
rumput dan semak belukar. Lalu menanjak, menaiki bukit. Landai, kemudian
terjal. Cukup membuat Boyke terengah engah, mogok sapi dan minta pulang ke
penginapan. Bahkan menjerit jerit minta dibawakan tandu. Terlalu!

Selanjutnya. Hutan belukar. Lumpur liat dan pekat lengkap dengan kubangan
air dan palem berduri. Khas tumbuhan pantai. Wow. Satu, dua, tiga, empat
peserta mulai berjatuhan. Tiga atau empat putus sandal. Sendal jepit
pastinya. Satu nyaris terjun bebas saat melewati trek menurun curam dengan
alas tanah lempung.

Fajar mulai menyingsing saat rombongan keluar dari hutan. Menyebrangi sungai
kecil berair jernih. Oase bagi peserta yang kakinya penuh lumpur. Selangkah
dua langkah keluar hutan menuju pantai berbatu batu yang tenang. Jajaran
karang membuat laguna kaca yang memantulkan cahaya fajar dengan sempurna.
Luar biasa.Benar benar surga bagi pecinta photography. Citra the challenger
maju sampai kisaran 50 meter ke tengah laut, menjauhi bibir pantai,
menggelar tripod tepat di depan jajaran karang yang terhempas keras ombak
laut selatan. Mengerikan. Dalam hitungan detik air pasang bisa menggulung
dan menghanyutkan.

Benar saja. Tak lama Citra mencapai zona aman, setelah peringatan caci
makidari tetua rombongan yang tak digubrisnya. Gelombang pasang menyapu
pantai dengan cepat. Tas kamera Syamsul. Perlengkapan Edwin, dan beberapa
equipment lainnya sempat terseret gelombang. Basah, sebasah basahnya.

"Gab senyum Gab, Miring dikit, jangan merem," ujar Edwin. "Nih, ada bintang
bintang kan mata loe. "Bicara photography, pasti ada korban model narsis.

Sunrise pagi itu kurang megah. Gulungan awan mendung menghalagi sinar
mentari pagi itu. Beruntung seberkas dua berkas semburat pagi masih mampu
mewarnai langit dan menghidupkan mood hunting para motografer. Klak klik
klak klik, shutter sound dari kamera para motografer bersahut sahutan.

Pantai itu memang luar biasa. Hamparan bebatuan, karang, laguna, teluk
berpasir putih, jajaran pepohonan vegetasi pantai, gulungan awan dan sinar
mentari pagi yang malu malu sangat cukup membayar kelelahan trekking pagi
itu.

Kelar hunting pagi itu sebagian motografer kembali ke Guest House via jalur
trekking yang sama. Sementara Edwin Tutkey, Rizal Biruni, Bagus Sugiharto
dan Riza Boris berenang renang di Lagun Pari. Dikawal oleh satu orang local
guide dan sepasang anjing kampung. Si Anjing sungguh cerdas. Mereka bahkan
dengan cepat mengenali tamu guest house. Mondar mandir di jalur
trekking,memastikan tidak ada anggota rombongan yang tertinggal. Kecuali
Boyke. Menjaga barang barang dan perlengkapan yang kami tinggalkan di
pinggir pantai sementara kami berenang. Setiap ada orang asing yang
mendekat, mereka akan menggonggong garang. Puas berenang renang, Edwin,
Bagus, Rizal and Riza kembali kepenginapan dengan menyewa perahu
nelayan.Satu pengalaman berlayar yang tak terlupakan. Melayari laut selatan
Jawa dengan ombak yang terkenal ganas dan tinggi. Berbekal motor temple dua
tak si nelayan lincah melewati karang karang tajam. Lumayan, tidak perlu
lelah trekking naik turun bukit. Cukup merogoh kocek Rp. 200.000,- untuk 30
menit berlayar.

Bagi motografer, trip ini sangat memuaskan. The beach was sirine and
beautiful. The sunset was stunning, the sunrise was amazing. Benar benar
surga untuk landscaper motografer. Bagi pecinta pantai. Ouugggghhhhh….!!!!
The beach was so coooooolllll…. Apalagi di Lagun Pari. Pasirnya sangat
halus, putih bersih, ombaknya menantang, airnya jernih menyegarkan, garis
pantainya landai. Dan yang terpenting, sangat tenang, benar benar seperti
private beach. So lovely.

Jangan lewatkan spot ini jika anda penggemar photography: Ciantir beach,
Batu Layar dan Lagun Pari.


CLOSING

It was a complete adventure. The destination was stunning, the road was
beautiful, the group was wonderful. The preparation was exciting. The
technology was utilized. Thanks God for let us experience it. Turut berduka
buat Rigen yang gagal ikutan. Buat Boma, no comment. Pak Guntara jauh lebih
terhormat, nyusul satu minggu kemudian single fighter.

You guys… Dare to try?!


---------------------
Ditulis oleh Riza Boris, berdasarkan kejadian nyata dan sesungguhnya.
Seluruh tokoh real adanya tanpa rekayasa. Mohon maaf kalau ada yang tidak
kenal. Silakan berkenalan. Mudah-mudahan tidak ada tokoh yang terlewat.


Beberapa hasil hunting photo bisa dilihat di
http://www.honda-tiger.or.id/forum/sawarna-ride-and-t28091.html?t=28091


T U O B..!!


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

-------------------------------------------------------
HONDA-TIGER MAILING LIST, Where Brotherhood Has No Limit
-------------------------------------------------------Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/honda-tiger/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/honda-tiger/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
honda-tiger-digest@yahoogroups.com
honda-tiger-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
honda-tiger-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/