Blackhz®
-----Original Message-----
From: Krisna Diantha Akassa <krisnadiantha@gmail.com>
Sender: honda-tiger@yahoogroups.com
Date: Fri, 2 Sep 2011 05:50:44
To: <honda-tiger@yahoogroups.com>
Reply-To: honda-tiger@yahoogroups.com
Subject: [honda-tiger] Re: tinggi gunung seribu janji : passo san gottardo ( 1 )
trims semuanya
kisahnya terus dilanjutkan kalau belum bosan
besok jalan lagi dengan teman swiss yang pakai triumph itu
Pada 1 September 2011 23:10, Krisna Diantha Akassa
<krisnadiantha@gmail.com>menulis:
> http://www.facebook.com/note.php?created&¬e_id=10150266966372060
>
> BUAH apel berjatuhan di Seelisberg, desa mungil yang menempel di tebing
> gunung Alpen. Berbeda dengan Isaac Newton yang kegirangan karena menetaskan
> hukum gravitasi, saya, biker yang letih ini, memilih menyingkir dari
> pohon rindang namun tak dihiraukan pemiliknya itu. Kendati tak sedahsyat
> jika kejatuhan buah kelapa, apel apel ranum sebesar genggaman itu, cukup
> mengusik rehat siang yang baru saja di mulai.
>
>
>
> Saya terdampar di Seelisberg, seperti umumnya orang Indonesia, karena bebal
> membaca peta. Alih – alih menghindari jalan tol, begitu ada palang hijau
> menunjukkan nama desa ini, saya langsung mengarahkan Honda merah ini ke
> Seelisberg. Jalanan aspal mulus, meski belok kanan, belok kiri, kanan, kiri
> dan kanan lagi, begitulah seterusnya jalan gunung di Swiss, saya yakin pasti
> akan menembus ke Altdorf, desa terakhir sebelum memulai menuju Passo dell
> San Gottardo, tujuan akhir perjalanan ini. Tapi, itu tadi, pada akhirnya,
> saya menumbuk pelabuhan kecil. Jika tidak nunut kapal uap, ya nyemplung ke
> Danau Lucerne. Saya memilih balik kucing, dan menemukan kerindangan pohon
> apel untuk meluruskan dengkul, meskipun hanya beberapa menit.
>
>
>
> Seelisberg, meski masuk gang buntuh, paling tidak, juga menjadi salah satu
> riding high ideal untuk biker Swiss. Sebuah resto kecil, dimana berandanya
> menghadap langsung kebeningan Danau Lucerne, menempelkan papan kecil bertuliskan
> Töff Treff jeden Freitag, tempat pertemuan biker saban Jumat. Karena saya
> datang pas Kamis, tak satupun biker menguasai beranda itu. Saya pesan
> Rivella, minuman khas Swiss yang dibuat dari serum susu sapi, membolak –
> balik peta khusus kaum rider, seorang diri. Ada danau kecil di desa ini,
> namun memang terlihat tak ada jalan tembus, kecuali nyemplung ke danau.
> „Atau naik kapal," kata si mbak yang mengantarkan minuman dingin manis itu.
> „Biasanya banyak yang balik," imbuhnya.
>
>
>
> Saya juga balik kucing, kembali menelusuri jalan aspal sempit, naik turun,
> belok kanan, belok kiri. Mau tak mau, akhirnya masuk jalan tol, menuju
> Altdorf, gerbang terakhir untuk masuk ke arah Passo dell San Gottardo.
>
>
>
> Altdorf hanya desa kecil, Bojong Gede malah lebih besar. Tapi desa ini
> adalah ibu kota provinsi Uri, meski penduduknya cuma 8000-an orang. Tidak
> sekali saya masuk desa ini, tapi semuanya dengan mobil, bersama Angela, dan
> dua buah hati, Hannahwati dan juga Tizian Timur. Ada gereja tua, jalanan
> berbatu, dan toko toko kecil yang menjelang siang menutup pintunya.
> „Penjaganya kann perlu istirahat, perlu makan," kata Angela, suatu kali. Ah,
> Swiss, manusianya terlalu dilindungi. Kerja sehari tak boleh lebih dari 8,5
> jam. Sabtu, toko toko itu hanya buka sampai jam empat sore. Minggu, sepi
> kayak kuburan, semua toko tutup total.
>
>
>
> Altdorf termasuk salah satu desa legenda di Swiss. Konon, William Tell,
> Robinhood-nya Swiss, lahir di desa ini. Kendati cuma kisah fiksi sebuah
> novel, orang orang Swiss yang nasionalis, percaya bahwa William Tell benar
> adanya. Ia pemanah ulung, pelayar yang tangkas menangkap arah angin, dan
> tentu saja pengusir penjajah dari Austria. Tell bisa memanah sebuah apel
> yang diletakkan di atas kepala anaknya.
>
>
>
> Provinsi Uri pula, salah satu provinsi yang memelopori berdirinya
> Konferderasi Swiss, bersama provinsi Schwyz dan Obwalden, tujuh ratus tahun
> silam. Jika provinsi lain, Jenewa atau Basel, cenderung liberal, Uri
> termasuk konservatif. Saban ada referendum yang agak agak liberal, Uri and
> co selalu menjegalnya, meski kadang keok juga.
>
>
>
> Altdorf seperti daging dalam sandwich. Kanan kiri cadas keras, ia berada di
> tengah tengah kepungan itu. Makin masuk ke jalur Passo dell San Gottardo,
> kepungan cadas itu makin rapat, bahkan kadang hanya menyisahkan serusa jalan
> yang melipir diiringi sungai kecil yang sejajar.
>
>
>
> Saya memilih jalur ini, jalur menuju San Gottardo, karena inilah jalan yang
> paling fenomental di Swiss. Tingkat kesulitannya sih tak sesulit jalur lain,
> tapi inilah jalan yang menghubungkan Swiss Tengah dan Italia. Kekaisaran
> Romawi, jika ingin menaklukkan Swiss, mau tak mau, harus menembus jalan ini.
> Sejarah mencatat, jalur San Gottardo sudah ada sejak abad pertengahan, 1200
> masehi, ketika mesin motor belum ditemukan. Jika tidak berjalan kaki, ya
> naik kuda. Kecelakaan adalah keseharian. Kematian seperti halnya kebutuhan
> akan makan, bisa tiga kali sehari, bisa kurang, kadang lebih.
>
>
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
-------------------------------------------------------
HONDA-TIGER MAILING LIST, Where Brotherhood Has No Limit
-------------------------------------------------------Yahoo! Groups Links
------------------------------------
-------------------------------------------------------
HONDA-TIGER MAILING LIST, Where Brotherhood Has No Limit
-------------------------------------------------------Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/honda-tiger/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/honda-tiger/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
honda-tiger-digest@yahoogroups.com
honda-tiger-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
honda-tiger-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/