dear om momod, numpang benwith dikit yah, smoga berkenan. trims
sumber (http://edorusyanto.
twitter: @edorusia
artikel lain
Sudah…., Hentikan Tangismu Nak
TANGIS pilu memecah ruang tunggu di kamar jenazah sebuah rumah sakit swasta. Isak tangis keluarga seakan mengantar jasad seorang pria tiang ekonomi keluarga.
Malang tak bisa ditolak, untung tak bisa diraih, sang bapak terpuruk karena kecelakaan lalu lintas jalan. Sepeda motornya ditabrak dari belakang sebuah mobil boks di tengah hari bolong. Sang bapak hendak menuju kantor tempatnya bekerja seusai menemui klien yang berjarak sekitar 15 kilometer dari tempat dia bekerja.
Pria tadi satu dari ratusan ribu korban kecelakaan lalu lintas jalan yang menggulung aspal Indonesia. Data Kepolisian RI menyebutkan, sejak 1992 hingga saat ini, sedikitnya 218 ribu korban tewas dan hampir setengah juta lainnya luka berat atau luka ringan. Kecelakaan menjadi jagal menakutkan di jalan raya. Kenapa semua terjadi?
Faktor manusia alias pengemudi kendaraan demikian dominan. Sebagai contoh, sepanjang Januari-Juni 2010, dari 4.129 kasus kecelakaan yang terjadi di Jakarta, sebanyak 90,65% penyebab kecelakaan adalah karena manusia. Selebihnya, kendaraan (8,23%) dan jalan (1,1%). Demikian parahkah para pengendara di Jakarta? (liha tabel)
Bisa Dicegah
Kecelakaan lalu lintas jalan bisa dicegah. Terkait faktor sang pengendara, khususnya bagi kita para bikers, beberapa hal yang mesti terus menjadi perhatian serius mencakup, pertama, tentu saja meningkatkan kesadaran dan kecakapan para pengendara. Kesadaran akan pentingnya untuk saling berbagi dengan sesama pengguna jalan. Semua pengguna jalan memiliki hak yang sama. Semua pengguna jalan ingin selamat sampai ditujuan. Kesadaran akan pentingnya mentaati aturan lalu lintas jalan juga perlu ditingkatkan. Tanpa hal itu, perilaku ugal-ugalan bakal jadi pemandangan sehari-hari.
Soal kecakapan berkendara, baik pengendara sepeda motor maupun mobil, secara mendasar semestinya sudah memenuhi persyaratan. Setiap pemegang surat izin mengemudi (SIM) seyogyanya sudah mampu berkendara secara benar. Soal keterampilan yang melebihi standar butuh pelatihan khusus. Keterampilan yang memadai bisa sedikit membantu mengurangi potensi risiko akibat kecelakaan, walau kecelakaannya itu sendiri sulit dihindari.
Kedua, mengelola tingkat psikologis berkendara. Tak perlu terpancing emosi untuk berkendara kebut-kebutan atau melanggar aturan lalu lintas jalan. Walau segudang problem menggayut di kepala dan di dasar hati, sebisa mungkin berkendara dengan tenang, fokus, dan waspada. Kondisi fisik yang letih, sakit, atau perasaan gundah gulana menjadi ramuan jitu memicu kecelakaan saat berkendara. Karena itu, jika ditemui ketiga hal tersebut saat berkendara, ada baiknya istirahat atau tidak berkendara sama sekali. Sulit memang.
Ketiga, masih soal faktor manusia, terkait dengan ketegasan dan konsistensi petugas keamanan. Para polisi lalu lintas atau aparat terkait sudah saatnya lebih tegas dan konsisten menegakkan aturan lalu lintas. Terlebih, jargon yang diyakini oleh para polantas, kecelakaan senantiasa diawali oleh pelanggaran aturan lalu lintas. Artinya, tak ada toleransi bagi pelanggar aturan lalu lintas demi mencegah terjadinya kecelakaan.
Faktor manusia menjadi dominan atas peradaban manusia itu sendiri. Manusia yang dengan daya upaya menata hidup lebih baik atau sebaliknya. Kalau sudah berikhtiar namun hasilnya berbeda itu soal lain. (edo rusyanto)
artikel lain
"Misi dan Visi Yamaha-Matic Mailing List (YMML)adalah komunitas yang mengajak member milist untuk kompak, guyub, bisa saling berbagi rasa dan tolong menolong, dan membawa kemajuan bagi dunia otomotif khususnya para pembesut dan penggemar Yamaha Matic."
