| dear om momod, maaf menyita benwithnya dikit yah, smoga berkenan, trims. sumber (http://edorusyanto.wordpress. twitter:@edorusia artikel lain Diskusi Elshinta: Arus Balik Dikawal Dong
MINGGU (15/8/2010) pagi, telepon seluler saya berbunyi. Suara diseberang sana menyebutkan bahwa dirinya kru radio Elshinta 90.00 FM, Jakarta. "Pak Edo, kita diskusi siaran langsung mengenai pemudik bersepeda motor. Nanti penyiarnya Niken," ujar staf Elshinta. Radio berita yang terkenal concern soal lalu lintas jalan tersebut bukan hal baru bagi saya. Setiap menjelang arus mudik atau arus balik, Elshinta rajin membahas soal keselamatan jalan pesepedamotor. Kali ini, sekitar tiga minggu jelang arus mudik, saya berkesempatan diskusi via ponsel dan bersama Bambang S Ervan, kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan tentu saja disiarkan langsung oleh Elshinta. Tahun ini, jumlah pemudik bersepeda motor ditaksir meningkat menjadi 3,6 juta orang dari sekitar 3,1 juta pada 2009. Sepeda motor menjadi kendaraan alternatif karena biaya angkutan umum dinilai lebih mahal, selain itu sepeda motornya bisa dimanfaatkan untuk wara-wiri di kampung halaman. "Jika dibandingkan biaya berupa uang, memang lebih murah. Tapi ada biaya lain seperti tubuh capek dan risiko kecelakaan," kata Bambang. Para pemudik bersepeda motor tentu punya perhitungan seperti itu. Namun, semangat untuk bertemu sanak family di kampong halaman, memupuskan segala bayang-bayang potensi risko. Karena itu, bagi saya, penekanannya adalah bagaimana bersepeda motor yang aman, nyaman, dan selamat. Termasuk memperhitungkan beban yang diangkut, kondisi kendaraan, kondisi fisik, hingga ritme untuk istirahat setiap maksimal dua jam bersepeda motor. Bambang mengaku, Kemenhub menyiapkan program pengangkutan sepeda motor oleh jasa kereta api. PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang dibawah kendali Kemenhub, tentu saja bisa diinstruksikan untuk program tersebut. Namun, seberapa banyak mampu mengangkut pemudik bersepeda motor? Bagi saya, butuh koordinasi lintas instansi untuk menekan potensi kecelakaan selama arus mudik dan arus balik. Pihak Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU), Kepolisian RI, pemerintah daerah, dan Kemenhub, harus bahu membahu sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Kerap kali, koordinasi dirasa kurang bahkan sosialisasi mengenai pentingnya berkendara yang aman, nyaman, dan selamat terkesan tergesa-gesa. Tidak sistematis dan cenderung ritual. Sudah saatnya, sosialisasi dilakukan setiap saat. Tugas pemerintah berpikir dan berbuat untuk itu.
"Kami juga mengajak ATPM sepeda motor dan perusahaan seperti Jasa Raharja untuk menyiapkan bus atau truk untuk angkut pemudik bersepeda motor," tambah Bambang. Lagi-lagi, saya sampaikan bahwa terobosan yang harus dilakukan untuk mengurangi potensi kecelakaan adalah dengan menggelar program pengawalan untuk arus balik. "Arus balik sulit dikoordinasi, tapi ini masukan buat kami," tutur Bambang. Saya sudah sejak tahun lalu mendengungkan pentingnya pengawalan saat arus balik. Jika ada program mudik bareng seperti yang biasa digelar para ATPM sepeda motor, ada baiknya dibuat program serupa untuk arus balik. Sulit bukan berarti tidak bisa. Hal itu sudah saya lontarkan juga ke para ATPM. Mereka mengaku, masukan itu berharga dan akan menjadi pertimbangan mereka. Diskusi terus bergulir. Ada dua pendengar yang sempat berinteraksi dalam rentang diskusi pukul 09.15-09.49 WIB. Satu pendengar menilai program menaikkan sepeda motor ke truk tidak efektif dan satu lagi mempertanyakan kenapa tarif mengangkut sepeda motor oleh kereta api biayanya mahal. "Biayanya sampai Rp 250 ribu," kata Karso, salah seorang pendengar di Depok. Bambang dan saya sepakat, ATPM meningkatkan program kepedulian sosialnya mengenai program arus mudik. Dan, kini semoga bisa juga program arus balik. Maklum, biasanya, jika tidak dalam rombongan yang dikawal kepolisian dan dalam kondisi fisik yang letih, potensi kecelakaan lalu lintas jalan lebih terbuka. Semoga bisa terwujud program arus balik berpengawalan resmi. (edo rusyanto) |
==========================================================================
- Info, masukan, saran maupun kritik untuk KHCC, silahkan kirim email ke : pengurus@khcc.or.id
===========================================================================
Related Link: http://www.khcc.or.id
