Yahh begitulah kedisiplinan org2 kita.......banyak sekali aspek untuk
mengharapkan mereka berubah. Sekarang ini yg perlu dilakukan hanya
1......gimana kita lebih waspada mengantisipasi segala kondisi selama
di jalan raya......
On 7/10/10, edo rusia <edorusia@yahoo.com> wrote:
> dear om momod, numpang benwith yah, smoga berkenan. trims
>
>
>
>
>
> sumber; http://edorusyanto.wordpress.com
>
> twitter: @edorusia
>
>
>
>
>
> artikel lain
>
>
>
>
>
> jika foto/ilustrasi tak terlihat silakan klik Kemana Kesadaran Kita?
>
>
>
>
>
>
>
> KECELAKAAN
> lalu lintas jalan ditaksir bakal menempati posisi ketiga terbesar sebagai
> penyebab kematian manusia pada 2020. Bahkan, terhadap anak-anak dan remaja,
> kecelakaan lalu lintas jalan bakal menjadi perenggut jiwa nomor wahid pada
> 2015.
> Jauh di atas HIV/AIDS, malaria, dan TBC.
>
>
> Prediksi
> Perserikatan Bangsa Bangsa di atas bakal terwujud dengan gamblang jika
> penduduk
> bumi kehabisan kepedulian untuk melenyapkan kecelakaan lalu lintas jalan.
> Termasuk
> di Indonesia yang angka kecelakaannya rata-rata per hari merenggut 36 jiwa
> tewas sia-sia sepanjang 18 tahun terakhir. Benarkah perilaku hidup aman,
> nyaman, dan selamat sudah terkikis dari nurani dan kesadaran kita?
>
>
> Sabtu
> siang, 10 Juli 2010, ketika bersepeda motor dari Cibubur, Jakarta menuju
> Cibinong, Bogor, Jawa Barat, saya berulangkali berpapasan dengan angkutan
> umum
> seperti minibus dan angkutan kota yang berzig-zag ria. Di Jl Raya Bogor yang
> menghubungkan Jakarta-Bogor, angkutan umum zig-zag melaju dengan kecepatan
> tinggi, melibas garis putih menyambung yang semestinya sebagai pemisah untuk
> lalu lintas dari dua arah. Angkutan umum minibus yang sesak dengan penumpang
> meminta prioritas dari pengguna jalan dari arah berlawanan. Pengguna jalan
> seperti saya yang menggunakan sepeda motor, segera terbirit-birit menghindar
> daripada mati konyol.
>
>
> Entah
> yang ada di benak pengemudi angkutan umum tersebut. Padahal, di pundaknya
> bersandar nasib puluhan penumpang, bahkan bisa jadi puluhan nyawa pengguna
> jalan yang lain. Kesadaran akan keselamatan sesama pengguna jalan seperti
> tergadaikan oleh
> kepentingan materialisme sesaat. Boleh jadi, ketergesaan sang sopir karena
> saling berebut calon penumpang, atau untuk mengejar waktu untuk tiba lebih
> dulu
> di terminal tujuan, untuk selanjutnya mencari penumpang untuk tujuan
> kebalikannya. Semakin banyak penumpang yang diangkut, semakin banyak rupiah
> yang terkumpul. Namun, kenapa keselamatan terabaikan?
>
>
> Perilaku serupa juga mencuat dari para
> pengendara sepeda motor yang saya temui dalam perjalanan menuju perhelatan
> hari
> jadi Yamaha Vixion Club (YVC) Bogor di kawasan Cibinong, Bogor. Para
> pengendara
> sepeda motor meliuk-liuk, saling serobot, berlomba dengan kecepatan tinggi.
> Tak
> jarang melibas garis putih menyambung. Karut marut lalu lintas jalan bak tak
> ada henti.
>
>
> Sehingga tak aneh, kecelakaan lalu lintas jalan
> masih dianggap sambil lalu. Masih
> kurang gereget untuk menganggap kecelakaan sebagai musuh bersama bangsa.
> Padahal, dalam rentang 18 tahun terakhir, tak kurang dari 218 ribu jiwa mati
> sia-sia di jalan raya. Belum lagi ratusan ribu jiwa yang mengalami cacat
> seumur
> hidup atau luka-luka ringan. Bandingkan dengan mesin pembunuh lainnya,
> termasuk
> bencana alam, tak ada yang menandingi. Tentu saja jangan dibandingkan dengan
> penyakit
> jantung dan penyakit TBC.
>
>
> Persoalan
> kecelakaan jalan, khususnya yang menimpa pengendara sepeda motor, terkait
> erat
> dengan kebiasaan hidup aman dan selamat. Maklum, data Kepolisian RI
> menyebutkan, faktor utama pemicu kecelakaan adalah perilaku para pengendara.
> Bicara
> soal perilaku kita bakal menjumpai minimnya kesadaran untuk hidup aman dan
> selamat. Misalnya saja, tak jarang kita menjumpai pengendara motor pria yang
> mengangkut penumpang lebih dari dua orang. Di satu motor terdapat,
> pengendara,
> penumpang wanita dewasa, dan dua penumpang anak-anak atau balita. Ironisnya,
> para penumpang tak dilengkapi perlindungan helm.
>
>
>
>
>
>
>
>
> Membangun Kesadaran
>
>
>
>
>
> Ada hal menarik saat saya berinteraksi dengan puluhan
> bikers anggota YVC Bogor maupun bikers undangan yang hadir dalam syukuran
> tahun
> kedua klub pengguna sepeda motor Yamaha Vixion tersebut. Seorang bikers
> menanyakan soal ketidakadilan penindakan pemakaian atribut sirene dan strobo
> antara bikers A dengan bikers B.
>
>
> Di
> sini perenungan saya masuk ke ranah pentingnya para aparat penegak hukum
> bertindak tegas, adil, dan konsisten. Tanpa ketiga unsur tersebut, rasanya
> bakal
> memperburuk kondisi lalu lintas jalan kita.
>
>
> Dalam kondisi masyarakat yang kesadarannya belum
> pulih mengenai keselamatan berlalu lintas jalan, peran para penegak hukum
> tergolong vital. Tak perlu over acting,
> cukup menjalankan sesuai amanat undang undang, bakal banyak membantu upaya
> membangun kesadaran masyarakat. Sikap terlalu menyalahkan masyarakat
> pengguna
> jalan, menyiratkan ketidakmampuan aparat dan pemerintah mengedukasi
> masyarakat
> pengguna jalan.
>
>
> Karena itu, langkah awal memasuki penindakan
> adalah mengedukasi masyarakat secara massif dan berkesinambungan. Pemerintah
> melalui organnya, termasuk badan usaha milik negara (BUMN) dan para penegak
> hukum, sudah semestinya bahu membahu mendidik para pengguna jalan secara
> kontinyu. Secara pararel, penegakkan hukum dirintis dengan memberi tauladan
> kepada masyarakat.
>
>
> Keharmonisan lalu lintas jalan menjadi simbol
> keteraturan sosial masyarakat. Simbol denyut kehidupan masyarakat secara
> sosial
> ekonomi. Ada mobilitas yang mendorong roda ekonomi. Ada mobilitas yang
> memuluskan proses pencerdasan generasi bangsa.
>
>
> Tanpa lalu lintas jalan yang aman, nyaman, dan
> selamat, mustahil lahir struktur ekonomi masyarakat yang kuat. Sudah banyak
> literatur yang menuangkan hasil penelitian tentang tingginya biaya ekonomi
> dan
> sosial akibat kesemrawutan lalu lintas jalan. Termasuk kian menganganya
> lapisan
> ozon di angkasa sana, serta kian bolongnya rongga perut bumi akibat bahan
> bakar
> minyak (BBM) dari fosil yang terus disedot untuk memanjakan kendaraan
> berbasis
> motor.
>
>
> Sekecil apapun kesadaran kita terkait pentingnya
> keselamatan jalan, amat membantu menuju masyarakat yang sejahtera. Kesadaran
> kecil
> namun berdampak besar perlu terus digelorakan, misal saja, berhenti di
> belakang
> garis putih atau menyalakan lampu isyarat saat akan berbelok atau berputar
> arah. Kalau tidak dari sekarang, mau kapan lagi? (edo rusyanto)
>
>
>
>
>
> artikel lain
>
>
==========================================================================
- Info, masukan, saran maupun kritik untuk KHCC, silahkan kirim email ke : pengurus@khcc.or.id
===========================================================================
Related Link: http://www.khcc.or.id